Friday, November 16, 2012

MAKALAH DAMPAK KENAIKAN BBM

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejarah ekonomi Indonesia adalah kisah pertarungan gagasan atas dua pokok soal penting: kepantasan subsidi dan nasib kemakmuran ekonomi. Kerap kali kedua ide tersebut bertemu dalan satu komoditas utama: minyak. Pada awal 1980-an Indonesia pernah mendapatkan rezeki minyak (oil boom) akibat harga minyak melesat menjadi US$ 30/barrel, dari harga sebelumnya dikisaran US$ 10/barrel. Bonanza minyak itu diperoleh karena Indonesia menjadi eksportir minyak, sehingga tiap kenaikan harga minyak internasional merupakan berita gembira karena penerimaan negara meningkat. Tapi, sejak 2003 Indonesia telah menjadi importir neto minyak sehingga kenaikan harga minyak internasional menimbulkan petaka yang panjang. Pengalaman 2005 dan 2008 lalu merupakan cerita pahit betapa menderitanya masyarakat akibat kenaikan harga BBM. Pemerintah tidak mampu melindungi rakyatnya dari situasi tersebut, meskipun dana kompensasi sudah diberikan (BLT)
Rencana pemerintah untuk membatasi subsidi BBM, walaupun terkesan terlambat, layak untuk diapresiasi. Pertanyaannya, apakah pemerintah benar-benar mempunyai keberanian untuk merealisasikannya.

Pandangan tersebut sangat beralasan, mengingat ketidaksolidan pendapat para menteri dalam berbagai kesempatan,serta pengalaman 2011 di mana pemerintah beberapa kali berencana mengurangi subsidi BBM tetapi rencana tersebut dibatalkan salah satunya akibat tidak tahan kritik pengamat.

Kenaikan BBM yang cukup drastis merupakan konsekuensi yang harus dihadapi akibat ruang fiskal yang semakin sempit serta ketidakberanian pemerintab menaikkan harga BBM dalam beberapa tahun terakhir.

Tantangan utama saat ini adalah bagaimana membangun komunikasi dengan rakyat terkait dengan rencana pembatasan subsidi serta bagaimana mengalokasikan dana hasil penghematan secara optimal.

Dengan bahasa yang mudah dimengerti, masyarakat perlu diedukasi melalui berbagai forum dan media. Rakyat perlu dipahamkan bahwa Indonesia bukanlah negara yang kaya akan minyak, gas alam dan batu bara seperti yang dipersepsikan selama ini. Fakta bahwa harga BBM di Indonesia jauh lebih murah dari pada harga di banyak negara berkembang perlu dipaparkan dengan jernih.


Pemerintah perlu membuat program yang menyentuh langsung kepentingan rakyat. Program seperti pengembangan infrastruktur dan transportasi publik, Berta penyediaan tempat tinggal, sekolah dan rumah sakit murah bagi kalangan berpenghasilan rendah akan sangat mengena. Pemberian dana bantuan tunai perlu dilanjutkan dengan nilai yang disesuaikan untuk mengakomodasi kenaikan harga kebutuhan akibat inflasi. Semua rencana tersebut harus dikomunikasikan dengan baik, sekali lagi melalui bahasa yang mudah dimengerti rakyat.

Di negeri mana pun, menaikkan harga BBM bukanlah kebijakan populer, tetapi apabila pemerintah tidak menerapkan rencana tersebut, mereka tidak saja akan kehilangan kesempatan untuk memperbaiki profil dan efektivitas APBN, tetapi juga akan kehilangan kredibilitas. Impaknya, efektivitas pemerintah SBY pada masa mendatang akan semakin menurun dan berpotensi menjadi lame duck, jauh sebelum Pemilu 2014 dilaksanakan.

Meminjam pemikiran rekan saya, Anies Baswedan, para pemimpin tidak boleh takut kepada pengamat tetapi harus takut kepada sejarawan; karena sejarawan akan mencatat karya mereka sedangkan pengamat akan selalu mengkritik setiap kebijakan pemerintah. Bagi seorang pemimpin sejati, tidak ada yang lebih membanggakan daripada menghasilkan karya besar yang memakmurkan rakyat dan dicatat oleh sejarah dengan tinta emas.

1.2 Perumusan Masalah
   Makalah ini dibuat untuk mengkritisi dampak dari kenaikan BBM terutama pada masyarakat     terhadap kredibilitas pemerintah
  1.Apa Dampak Kenaikan BBM ?
  2.Bagaimana Tindakan Pemerintah?
  3.Bagaimana Tindakan Masyrakat ?








BAB II PEMBAHASAN

2.1 Aspek Aspek Kenaikan BBM
Kenaikan BBM akan meninggalkan luka mendalam dihati warga masyarakat, perhitungan ekonomis dengan menggunakan berbagai macam indikator menginsyaratkan bahwa kenaikan BBM dianggap harga mati, sedangkan aspek dampak bagi 40 juta masyarakat miskin tidak benar - benar diperhitungkan, semua dihitung dengan matematik, dengan statistik, dengan rasio dan persentase. Padahal aspek - aspek yang ditimbulkan dampaknya tidak selalu matematis, Jika BLT diluncurkan setiap 3 bulan dengan jumlah Rp. 150.000,00 /KK atau Rp. 150.000,00/Anggota Keluarga maka berapa pemasukan dari BLT, bandingkan dengan kenaikan transportasi, kesulitan pelaku transportasi karena penumpang akan lebih memilih kredit motor dibandingkan naik angkutan umum yang notabene memiliki dampak pengeluaran yang sama tetapi memiliki nilai investasi yang berbeda. Kenaikan harga kebutuhan pokok, kenaikan harga - harga lain yang secara tidak langsung berhubungan dengan kenaikan BBM.

Kenaikan BBM bisa menjadi alasan politis, bisa menjadi alasan ekonomis, bisa juga tanpa beralasan, penulis tidak melihat aspek kenaikan ini tetapi melihat dampak dari kenaikan ini, setelah BBM dinaikkan maka semua peneliti sosial wajib melakukan penyebaran kuesioner terkait dengan daya beli, apakah daya beli masyarakat cenderung turun atau cenderung tetap, jika daya beli menurun maka akankah mereka merasa sejahtera jika kebutuhan dasarnya tidak terpenuhi, berapa bisnis yang akan gulung tikar, jika banyak perusahaan gulung tikar berapa banyak kejadian PHK, jika banyak kejadian PHK maka daya beli masyarakat akan semakin turun.

Jika memenuhi kebutuhan dasar saja gagal, kriminalitas akan naik atau turun, jika kemudian kriminalitas menjadi naik, akankah masyarakat merasa aman, masyarakat merasa nyaman, jika jalan - jalan saja harus menyimpan kekhawatiran pencurian, perampokan, penjambretan dll. apakah aspek ini sudah benar - benar dikaji oleh pemerintah, apakah aspek - aspek sosial, psikologis sudah diantisipasi? jika kenaikan BBM justru menjadi sebuah bahan bakar terjadinya ketidakpercayaan kepada pemerintah, jika kenaikan BBM menjadi sebuah pemicu munculnya kerusuhan secara massal, masihkan menaikkan BBM menjadi satu - satunya pilihan?

Salah satu bahaya yang paling ditakuti dari sebuah rasa ketidakamanan dan ketidaknyamanan adalah rasa frustasi, rasa kecewa, jika akumulasi kekecewaan ini mencapai puncak yang tidak dapat ditahan oleh koping manusia maka kerusuhan, penjarahan, kriminalitas, kejahatan akan menjadi sebuah berita rutin yang didengar paska kenaikan harga BBM, tidak semua bisa dimatematis, tetapi tidak ada sebuah kejadianpun yang tidak menimbulkan dampak maupun akibat.

2.2 Kredibilitas Pemerintahan

Tahun 1993, James Kouzes dan Barry Posner meluncurkan edisi pertama buku ini. Pada era tersebut, para pemimpin belum dibekali teknologi informasi yang canggih ataupun bantuan dari para konsultan yang marak ditemui saat ini. Saat itu, kedua pemikir kepemimpinan terkemuka ini menemukan bahwa inti kepemimpinan yang efektif terletak pada kredibilitas individu yang terdiri atas kejujuran, kompetensi dan kemampuan menginspirasi.
Setelah hampir dua dekade berlalu, dunia berubah total. Berbagai krisis – mulai dari krisis ekonomi, krisis politik, hingga krisis kepercayaan – melanda dunia. Di tengah situasi yang penuh ketidakpastian ini, Kouzes dan Posner merasa perlu kembali mengingatkan pentingnya kredibilitas bagi para pemimpin. Karena alasan tersebut, mereka merevisi total edisi pertama buku ini dan menulis ulang peran kredibilitas berdasarkan riset global yang telah mereka lakukan sepanjang 30 tahun terakhir.
Dalam riset yang melibatkan lebih dari 100 ribu responden dari seluruh dunia itu, mereka juga mewawancarai ratusan pemimpin dunia dari berbagai latar belakang, mulai dari dunia bisnis, pemerintahan, pendidikan, agama hingga sektor nonprofit. Hasil riset tersebut ternyata konsisten dengan temuan mereka dua dasawarsa yang lampau. Fondasi utama kepemimpinan masa kini adalah kredibilitas, yang terdiri dari kejujuran, kompetensi, kemampuan menginspirasi, ditambah satu karakteristik baru: berpandangan ke depan.
Mengapa kredibilitas sangat penting? Seorang pemimpin yang kredibel akan membuat anggotanya merasa bangga menjadi bagian dari organisasi, menjadi bersemangat, memiliki komitmen serta loyalitas dan rasa saling memiliki terhadap organisasi. Sebaliknya, pemimpin yang memiliki kredibilitas rendah membuat anggotanya bekerja hanya pada saat diawasi, termotivasi hanya oleh uang dan materi semata, serta merasa tidak betah berlama-lama menjadi anggota organisasi tersebut (halaman 29).
Jenderal David Petraeus, komandan pasukan Amerika Serikat di Afghanistan yang kini Direktur CIA, mengamini vitalnya peran kredibilitas seorang pemimpin ini. Jenderal bintang empat yang juga doktor lulusan Princeton ini berkisah bahwa suatu saat, di tengah kekacauan dan situasi genting yang dihadapi pasukannya, seorang prajurit datang menghadap. Prajurit itu berkata bahwa satu-satunya yang dapat diandalkan oleh pasukannya saat itu hanyalah kredibilitas sang jenderal, and they took that pretty seriously!
Bagaimana cara seorang pemimpin membangun dan menjaga kredibilitasnya? Kouzes dan Posner merumuskannya dalam 6 poin disiplin. Disebut sebagai disiplin karena kredibilitas adalah sesuatu yang diraih dengan kerja keras dan komitmen tinggi.
Disiplin pertama adalah discover yourself.
Seorang pemimpin harus mampu memahami dirinya lebih dulu sebelum memahami orang lain. Artinya, pemimpin harus memiliki sikap dan nilai-nilai yang selalu ia pegang teguh dalam mengambil keputusan. Di sini pemimpin juga dituntut memiliki kompetensi yang memadai dalam menjalankan fungsi dan tanggung jawabnya.
Disiplin kedua, menghargai bawahan.
Proses ini berupa menyelaraskan nilai yang dianut pemimpin dengan nilai yang dipegang teguh bawahannya. Dalam proses ini, pemimpin dituntut lebih banyak mendengarkan, membangun dialog dan menghargai perbedaan pendapat dalam organisasi (halaman 75). Di era media sosial saat ini, salah satu cara efektifnya adalah berpartisipasi aktif dalam blog korporasi.
Disiplin ketiga, menegaskan nilai-nilai bersama.
Nilai-nilai bersama adalah dasar dalam membangun hubungan kerja yang produktif dan tulus. Ketika organisasi mulai menjadi besar, bahkan melintasi batas antarnegara, nilai-nilai bersama ini diperlukan untuk menegaskan identitas dan budaya organisasi. Salah satu caranya dengan selalu menanamkan nilai-nilai bersama ke dalam proses organisasi, mulai dari proses rekrutmen anggota baru, pelatihan hingga proses promosi.
Disiplin keempat, membangun kapasitas bawahan.
Lima kapasitas yang harus dibangun adalah kompetensi, kebebasan memilih, rasa percaya diri, iklim organisasi, dan komunikasi. Yang menarik, dalam upaya membangun kompetensi, peran pemimpin hanyalah educate, educate, and educate (halaman 114). Survei yang dilakukan McKinsey pada 2010 mengungkap, 58% eksekutif berpendapat bahwa membangun kompetensi ada dalam tiga besar prioritas organisasi, sementara 90% eksekutif menganggap hal tersebut ada dalam 10 besar prioritas organisasi mereka. Dalam survei yang sama disebutkan bahwa fungsi utama kepemimpinan adalah membangun kompetensi bawahan.
Disiplin kelima, melayani.
Kepemimpinan pada dasarnya memberikan pelayanan ke seluruh organisasi. Konsep ini telah banyak dibahas dalam topik-topik mengenai servant leadership. Salah satu cara termudah mengukur keseriusan seorang pemimpin adalah dengan mengamati berapa banyak waktu yang dicurahkan oleh pemimpin untuk bawahan dan organisasinya. Bagi seorang pemimpin, time is the only true resource. Selain itu, pemimpin yang kredibel termasuk yang pertama kali mengetahui adanya masalah dalam organisasi, dan yang pertama kali pula bertindak menyelesaikan masalah itu.
Disiplin yang terakhir adalah senantiasa menjaga harapan dan semangat bawahan.
Pemimpin adalah orang yang senantiasa menyebarkan antusiasme dan rasa percaya yang tulus, mendorong kemauan bawahan, menyediakan sumber daya yang dibutuhkan, serta menyiratkan optimisme untuk masa depan yang lebih baik. Seburuk apa pun kondisi yang tengah dihadapi, pemimpin adalah figur yang selalu tampil penuh percaya diri, berpikir positif, dan memiliki can-do attitude.
Sebagai seorang manusia, pemimpin bisa jadi melakukan kesalahan yang mengakibatkan hilangnya kredibilitas. Untuk mendapatkan kembali kredibiltas, ada 6 langkah yang harus dilakukan. Kouzes dan Posner menyebutnya sebagai Six A’s of Leadership Accountability, yang terdiri dari Accept, Admit, Apologize, Act, Amend, and Attend. Langkah pertama untuk mendapatkan kembali kredibilitas adalah menerima (accept) konsekuensi yang diakibatkan kesalahan tersebut. Kemudian secara terbuka mengakui (admit) kesalahan, dan meminta maaf (apologize) kepada pihak yang dirugikan atas kesalahan yang telah dibuat. Tahap berikutnya, bertindak langsung (act) untuk memperbaiki (amend) kesalahan yang telah terjadi. Terakhir, hadir (attend) secara langsung dalam setiap langkah perbaikan, bersedia menerima kritik dan saran atas aksi perbaikan yang dilakuan (halaman 149).
Kesuksesan sebuah organisasi dalam menyikapi perubahan lingkungan sangat bergantung pada bagaimana kredibilitas sang pemimpin. Namun tentu saja pemimpin tidak dapat melakukannya sendirian. Setiap orang patut berbagi tanggung jawab dan membangun rasa saling percaya untuk sebuah kerja besar yang hendak dicapai. Dengan demikian, pada akhirnya kredibilitas adalah milik setiap individu.
2.3 Sudut Kenaikan BBM
Sikap Kami Terhadap Kenaikan BBM
Seperti yang kita ketahui, Indonesia lagi “panas” tentang isu kenaikan BBM. Bagaimana sikap kita? Bagaimana sikap kami? Supaya adil, kami akan mencoba objektif menjelaskan dari beberapa sudut pandang untuk dianalisis kemudian disimpulkan.
“Berpikir objektif sangat penting untuk pengambilan sikap yang tepat. Dinginkan kepala, lalu berpikir.”
1. Sudut Pandang Pemerintah
Alasan pemerintah adalah untuk menyelamatkan negara dari anggaran yang membengkak. Hal ini disebabkan karena harga minyak dunia naik sehingga beban subsidi BBM akan bertambah besar. Mau tidak mau harga harus naik!
2. Sudut Pandang Pengusaha
BBM naik menyebabkan biaya operasional naik. Hal ini bisa dicover dengan naikin harga barang yang diproduksi.
3. Sudut Pandang Akademisi
BBM naik menyebabkan harga barang naik. Rakyat makin susah. Tolak!
4. Sudut Pandang Masyarakat
Pasrah, cuma bisa terima.
5. Sudut Pandang Parpol Oposisi
BBM naik, rakyat merasa susah! Ayo tolak ramai-ramai !
Sekarang masuk ke analisis kami.
Benarkah sudut pandang pemerintah?
Adalah hal yang benar jika harga minyak dunia naik, maka subsidi BBM akan bertambah. Ada yang tidak setuju, katanya harga minyak jangan ngikutin harga minyak dunia. Penjelasannya simpel, Indonesia belum bisa memenuhi kebutuhan minyaknya sendiri. Masih harus impor makanya harga BBM kita masih bergantung sama harga minyak dunia.
Lalu muncul analisis ekonom Pak Kwik yang menjelaskan bahwa harga minyak naik, pemerintah masih untung, jadi tidak perlu naik.
Hal ini memang benar jika dilihat dari satu sisi saja. Secara ekonomi memang dari hasil jual beli BBM meskipun pemerintah memberikan subsidi Pertamina tetap memberikan keuntungan! Lantas mengapa harus naik?
Disini kami menjelaskan alasan yang paling tepat mengapa BBM harus naik. “Meningkatkan Efisiensi Anggaran”. Seperti yang kita ketahui, subsidi BBM ini banyak yang salah sasaran. Contohnya?
Entah sudah berapa banyak BBM subsidi yang habis kebakar karena macet. Habis kebakar buat lomba balapan liar. Habis kebakar cuma karena gengsi ingin ke kampus menggunakan mobil, dan banyak contoh lainnya. Apakah tepat sasaran?
Jadi subsidi BBM yang berhasil dihemat bisa digunakan untuk pembangunan infrastruktur, pendidikan dan kesehatan buat masyarakat miskin yang jelas lebih tepat sasaran.
Tapi apakah berarti pemerintah benar? Tidak seluruhnya! Ada celahnya. Benar bahwa peningkatan efisiensi anggaran bisa dilakukan dengan mengurangi subsidi BBM yang salah sasaran, tetapi peningkatan efisiensi juga harus dilakukan di bidang yang lain!
FYI salah satu penyebab APBN membengkak adalah reformasi birokrasi, dimana gaji PNS dinaikkan dengan tujuan mengurangi korupsi dan meningkatkan performa kinerja pemerintah. Hasilnya? Gaji naik tapi korupsi jalan terus! Pemerintah juga terlihat tidak ada upaya serius untuk memerangi korupsi bahkan KPK ingin dikebiri lagi oleh DPR tercinta. Belum lagi isu Banggar DPR yang boros! Renovasi ruang rapat dan toilet yang menghabiskan uang milyaran, dan banyak kasus lainnya.
Jadi sampai disini kesannya, peningkatan efisiensi anggaran dibebankan kepada masyarakat saja. Kita disuruh bayar BBM lebih mahal, tapi pemerintah masih korupsi. Tidak meningkatkan efisiensi birokrasi yang justru penghematannya bisa jadi lebih besar daripada menaikkan harga BBM.
Inilah yang menyebabkan penolakan dari orang-orang yang cerdas. Mereka tidak percaya bahwa pemerintah dapat menggunakan subsidi yang berhasil dihemat dengan bijak. “Paling dikorupsi lagi”, ujar masyarakat. Selain itu solusi yang ditawarkan adalah Bantuan Langsung Sementara Masyarakat. Selain rawan diselewengkan oleh oknum tidak bertanggung jawab, ini merupakan solusi sementara saja untuk memanjangkan umur masyarakat miskin.



























BAB III KESIMPULAN

3.1 KESIMPULAN

Isu kenaikan harga BBM subsidi sudah muncul sejak setahun lalu. Isu ini terus berkembang hingga muncul rencana membatasi pemakaian BBM subsidi. Sejak itu banyak spekulan yang bermain di bisnis ini mencoba mengambil untung. Caranya BBM ditimbun, dan harga pun melambung tinggi.

Kenaikan harga BBM memang pada dasarnya tidak dapat dipungkiri sehubungan dengan berbagai faktor-faktor baik internal dan eksternal yang menekan perekonomian negara. Meroketnya hutang akibat peningkatan ABPN yang harus dialokasikan untuk subsidi BBM. Selain itu, demi mewujudkan peningkatan daya beli masyarakat dan kemandirian perlu adanya upaya untuk terus merangsang masyarakat demi tidak berpangkunya pada subsidi yang diberikan oleh pemerintah. Dengan mempertimbangkan berbagai aspek tersebut, menerima kebijakan pemerintah untuk melakukan pengurangan subsidi BBM diharapkan dapat menjadi jawaban atas berbagai persoalan ini. Pemerintah harus berani bersikap bahwa, beban anggaran akan semakin berat kalau tidak dinaikkan. Namun, ada beberapa hal yang perlu menjadi catatan untuk diperhatikan pemerintah. Rencana kenaikan harga BBM subsidi telah disambut dengan berbagai aksi demonstrasi, mulai dari mahasiswa hingga buruh.

 Pada akhirnya kebijakan pun di buat oleh pemerintah dengan dilaksanakannya Sidang Paripurna  melalui voting anggota DPR. Meski sidang paripurna pada hari Jum’at, 30 Maret 2012 malam kemarin sangat lama dan diwarnai dengan kealotan serta kericuhan, akhirnya dapat diambil kesimpulan yakni “opsi kenaikan BBM bersyarat di sepakati DPR. Kabar gembira, kenaikan BBM 1 April tidak mungkin di lakukan . Karena dengan alasan harga ICP sekarang tak memungkinkan dinaikannya BBM. Tapi, bila harga minyak mentah Indonesia mencapai US$ 120,75 per barel maka kemungkinan besar BBM akan tetap segera dinaikan. Jalan sidang cukup alot tapi telah disepakati bahwa BBM tidak jadi dinaikan hingga menunggu perkembangan sampai 6 bulan berjalan akan di naikan kembali atau tidak.

3.2 SARAN DAN SOLUSI

Terlambatnya respons pemerintah untuk mengelola ekspektasi inflasi akan membuat tingkat inflasi tahun ini bergerak liar dan memberikan dampak yang tidak terlalu menggembirakan bagi perekonomian Indonesia. Karena itu, beberapa langkah harus mendapat prioritas pemerintah dan BI untuk meredam ekspektasi inflasi.

Pertama, pemerintah harus lebih fokus dan inovatif untuk menjaga dan memperbaiki manajemen stok sebagai jaminan bahwa barang (juga jasa), khususnya barang kebutuhan pokok, tersedia di pasaran pada tingkat harga wajar. Selain memperbaiki jalur distribusi, pemerintah juga harus mempersiapkan diri secara matang untuk melakukan operasi pasar.

Kedua, penegakan hukum untuk meredam munculnya motif-motif spekulatif, seperti penimbunan BBM dan barang kebutuhan pokok lainnya, perlu lebih diintensifkan. Dalam kaitan ini, pemerintah perlu lebih serius melakukan penataan sistem monitoring dan evaluasi agar tindakan bisa segera dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan spekulatif.

Aktivasi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) perlu menjadi bagian dari penataan sistem monitoring dan evaluasi ini. Ketiga, menekan biaya produksi yang selama ini membebani baik sektor pertanian atau industri.

Dalam kaitan dengan sektor pertanian,ada baiknya pemerintah menjamin stabilitas harga dan ketersediaan beberapa saprodi (sarana produksi pertanian), seperti pupuk, pestisida, dan benih. Dalam kaitan dengan sektor industri, fokus perhatian harus lebih diarahkan untuk mengeliminasi faktor-faktor yang mendorong munculnya fenomena ekonomi biaya tinggi (seperti biaya birokrasi dan pungutan liar).

Keempat, untuk menjaga persepsi pasar bahwa inflasi terkendali, ada baiknya BI tidak terlalu sensitif untuk menaikkan BI Rate. Artinya, BI rate sebaiknya tetap dipatok pada level 5,75 persen dan BI bisa menggunakan instrumen moneter lainnya, seperti giro wajib minimum (GWM), untuk menstabilkan likuiditas.




makalah materialisme historis



MAKALAH
MATERIALISME HISTORIS
Kata Pengantar

Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan  hidayah–Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul tentang “ Materialisme Historis “. Makalah ini diharapkan dapat lebih membantu pemahaman mengenai mata kuliah yang bersangkutan dengan judul makalah ini.

Makalah ini saya buat dengan tujuan agar lebih menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi saya maupun mahasiswa / mahasiswi yang akan membaca / mempelajari tentang makalah saya ini. Serta memberi penyadaran buat pembaca bahwa Materialisme adalah penting untuk dipelajari dan diterapkan dalam lingkungan mahasiswa yang intelek.

Tidak pula lupa, saya ucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Sehingga makalah ini terselesaikan dengan baik.

Samarinda, 3 Juni 2007


                                                                                                                     Penulis








DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................       i
DAFTAR ISI.......................................................................................................       ii
BAB I    PENDAHULUAN...............................................................................       1
A.    Latar Belakang................................................................................       1
BAB II   PEMBAHASAN..................................................................................       3
A.    Materialisme Dialektika..................................................................       3
B.     Materialisme Historis......................................................................       5
BAB III PENUTUP............................................................................................      10
Kesimpulan..........................................................................................................      10
BAB I
PENDAHULUAN

A.          Latar Belakang
MATERIALISME adalah paham ajaran yang menekankan keunggulan faktor-faktor material atas yang spiritual dalam metafisika, teori nilai, fisiologi, epistimologi atau penjelasan historis. Ada beberapa macam materialisme, yaitu materialisme biologis, materialisme parsial, materialisme antropologis, materialisme dialektis, dan materialisme historis.
Adalah Karl Marx (1818-1883) tokoh utama yang mengaitkan filsafat dengan ekonomi. Dalam pandangannya, filsafat tidak boleh statis, tetapi harus aktif membuat perubahan-perubahan karena yang terpenting adalah perbuatan dan materi, bukan ide-ide (hal ini berbeda dengan Hegel). Manusia selalu terkait dengan hubungan-hubungan kemasyarakatan yang melahirkan sejarah. Manusia adalah makhluk yang bermasyarakat, yang beraktivitas, terlibat dalam suatu proses produksi. Hakikat manusia adalah kerja (homo laborans, homo faber). Jadi, ada kaitan yang erat antara filsafat, sejarah dan masyarakat. Pemikiran Karl Marx ini kemudian dikenal dengan Materialisme Historis atau Materialisme Dialektika.
Pandangan Karl Marx di atas mendapat reaksi yang beragam-ragam di Indonesia. Mengapa? Karena materialisme adalah ajaran Marxisme, yang pada dasarnya memiliki pemikiran sejalan dengan positivisme. Sesungguhnya perintis pemikiran ini bukan hanya Karl Marx, tetapi juga Friedrich Engels (1820-1895). Mereka berdua banyak mendapat inspirasi (terutama metode dialektikanya) dari filsuf Jerman yang sangat berpengaruh, yaitu GWL Hegel (1770-1831). Marx adalah tokoh pertama yang mengaitkan filsafat dengan ekonomi. Dalam perspektifnya, filsafat tidak boleh statis, tetapi harus aktif membuat perubahan-perubahan karena yang terpenting adalah perbuatan dan materi, bukan ide-ide (hal ini berbeda dengan Hegel). Jalan pemikiran Karl Marx tersebut menjelaskan pandangannya tentang teori pertentangan kelas, sehingga pada perkembangan berikutnya melahirkan komunisme.
Dalam realitas, Marxisme adalah suatu gagasan yang menarik untuk dicermati dari sudut pandang sains oleh kaum intelektual dan mahasiswa. Namun bagi pemerintah dan mayoritas bangsa, Marxisme adalah ajaran sesat dan tak bermoral yang bertentangan dengan ideologi negara kita Pancasila, dan UUD 1945. Kuatnya indoktrinasi pemerintah di era orde baru menyebabkan sejumlah intelektual dan mahasiswa hanya mempercakapkannya dalam area kampus. Itu pun hanya semata-mata dalam perspektif Marxisme sebagai gagasan dalam konteks sains. Namun, sulit untuk memungkiri bahwa gagasan-gagasan kaum mahasiswa di era orde baru yang bernyali berteriak lantang memprotesi berbagai kebijakan pemerintah yang konon katanya sarat dengan korupsi, kolusi dan nepotisme, dan kuatnya peranan militer (militerisme) dalam mengamankan legitimasi kepemimpinan Orde Baru di pundak Presiden Soeharto, boleh dapat dikatakan bernafaskan roh atau jiwa dari gagasan Marxisme. Argumen ini mengemuka karena pada era itu yang menjadi value demokrasi Indonesia adalah musyawarah untuk mufakat, bukan demonstrasi, apalagi people power.
Dan yang dibahas dalam makalah ini adalah tentang Materialisme Historis dengan berbagai sejarah pandangan filsafat dunia yaitu Hegel dan Karl Marx dan Engels yang diperpadukan dalam pendapat serta pemahaman seorang tokoh marxisme asal Indonesia, yaitu Tan Malaka.

BAB II
PEMBAHASAN

A.          Materialisme Dialektika
Dialectique, dialectica, dialectike semuanya berasal dari bahasa Latin yang dijelaskan sebagai seni berdebat dan berdiskusi, yang kemudian diturunkan sebagai kebenaran dengan jalan diskusi.
Dialektika ketika sampai di zaman Hegel dikonsepsikan bahwa dalam realitas ini tidak ada lagi bidang-bidang yang terpisah atau terisolasi. Semuanya saling terkait dalam satu gerak penyangkalan dan pembenaran. Dalam tinjauan lain, dialektika berarti sesuatu itu hanya berlaku benar apabila dilihat dengan keseluruhan hubungan dalam relasi yang bersifat negasi-dialektis (teas-antitesa-sintesa).
Dalam mata filsafat dialektika, terutama para penganut materialisme dialektik Marx dan Engels menganggap bahwa dalam realitas ini tidak ada sesuatu yang berdiri sendiri untuk selamanya, tidak ada sesuatu yang mutlak dan suci seperti yang dimetafisikakan oleh Hegel dengan sebutan “roh absolut”. Lebih mendetail J.W. Stalin dalam Buku “Materialisme Dialektika dan Histori” menerangkan dua prinsip pokok dari dialektika Marxis. Pertama, dialektika Marxis berlawanan dengan metafisika. Dialektika Marxis tidak memandang alam sebagai suatu tumpukan segala fenomena atau tumpukan fenomena yang kebetulan saja, tidak berhubungan dan bebas satu sama lainnya. Namun semua fenomena alam sebagai realitas yang organik satu statis lainnya. Kedua, berbeda dengan metafisika, dalam konsepsi dialektika berpendapat bahwa alam bukanlah satu keadaan yang statis namun realitas yang terus menerus bergerak dan berubah, rontok, mati dan tumbuh kembali. Ketiga, dialektika juga menerangkan proses perkembangan bukanlah suatu proses pertumbuhan yang sederhana, di mana perubahan – perubahan kuantitatif akan menuju perkembangan yang terbuka ke arah perubahan yang kualitatif.
Berkaitan dengan penjelasan hukum dialektika, Tan Malaka menerangkan dalam Madilog (Materialisme, dialektika, logika) dengan membedakannya dengan logika yang berisi hukum berpikir logis. Logika adalah metode berpikir untuk menetapkan suatu identitas. Dimana wilayah kerja logika adalah ketika berhadapan dengan satu persoalan yang sederhana yang hanya membutuhkan jawaban ‘ya’ dan ‘tidak’. Dimana logika ‘ya’ adalah ‘ya’ dan ‘ya’ adalah “bukan tidak”. Hukum keduanya tidak bisa dicampuradukkan. Hukum yang lazim dipakai logika dalam pengertian ini adalah A = A. Sedangkan A bukan non A (tidak A).
Beberapa hukum pokok dialektika juga diutarakan Tan Malaka dalam beberapa persoalan berikut contohnya dalam kehidupan sehari – hari, yaitu :
1.      Hukum dialektika selalu berkaitan dengan waktu.
2.      Hukum dialektika selalu berkaitan dengan perpaduan di luar dirinya.
3.      Hukum dialektika selalu berkaitan dengan hukum kontradiksi.
4.      Hukum dialektika selalu berkaitan dengan gerak.
Melawankan hukum dialektika idealis milik Hegel dengan dialektika milik Karl Marx dan Engels, Tan Malaka tampak menaruh keberpihakan jelas terhadapnya. Keberpihakan yang sangat ideologis sehingga tampak sebagai penjabaran dogma secara rasional, tanpa kritisisme tertentu. Disebutkannya, bagi Marx Dialektika itu bukanlah semata-mata hukum gerakan pikiran sebagai cermin realitas, melainkan hukum kebenaran berpikir ketika bertitik tolak dari benda yang sebenarnya. Adanya hukum pertentangan dan perpaduan sendiri juga diakui oleh Marx dan Engels, cuma dalam pengertian sebagai perjuangan tabpa damai dua benda nyata, pertentangan dua kelas dalam masyarakat. Pertentangan dalam masyarakat itu antara kelas yang berpunya yang ditentukan oleh corak produksi masyarakatnya. Dengan adanya kemajuan teknik dalam corak produksi masyarakat yang membuat orang kaya dan berkuasa semakin bertambah kaya dan kuasa. Sedangkan di pihak yang miskin dan tak kuasa semakin terpuruk dalam lembah yang miskin dan tak ada kuasa. Perpaduan baru sintesis ini berupa “hak milik bersama” atas alat-alat produksi yang menghasilkan bagi “kemakmuran bersama”. Sistesis inilah yang kemudian membayang dalam otak sebagai suatu yang bertolak dari realitas objektif (materialisme). Selanjutnya politik dan instrumen operasional lainnya dilaksanakan sepenuhnya untuk membuat masyarakat baru berdasarkan “hak milik bersama”, masyarakat yang dikendalikan oleh kelas tak berpunya (sosialisme) sampai terbentuknya masyarakat tanpa kelas seperti yang dicita – citakan (komunisme).

B.           Materialisme Historis (Hukum Objektif Sejarah)
Materialisme historis dipahami sebagai perluasan prinsip­-prinsip materialisme dialektik pada anahsis mengenai kehidupan masyarakat, atau pengeterapan prinsip-prinsip materialisme dialektik pada gejala kehidupan masyarakat. Bertolak dari proposisi bahwa yang terpenting dari filsafat adalah bukan hanya bongkar pasang makna tentang dunia namun bagaimana merubah kenyataan dunia, Karl Marx meneruskan konsistensi pemikirannya pada kasus hukum dialektika sejarah dalam masyarakat manusia. Dalam materialisme historis, Marx menjabarkan secara ilmiah mata rantai kelahiran, perkembangan dan kehancuran sistem masyarakat beserta kelas-kelas sosial dalam suatu kurun sejarah.
Marx menfokuskan pada tinjauan objektif atas corak~ produksi masyarakat sebagai struktur dasar masyarakat. Hubungan corak produksi yang melibatkan keselarasan antara aktivitas masyarakat berikut bahan-bahan dan perkakas yang ada sebagai basis material (faktor determinan) pembentuk sistem ekonomi masyarakat dan struktur sosial di dalamnya termasuk manivestasi hukum, politik, estetika dan agama. Totalitas produksi inilah yang menyusun masyarakat sekaligus menjadi landasan tempat berpijak struktur-atas politik berdixi dengan pongah. Sampai pada puncak perkembangannya, ketika suatu sistem produksi yang ada mengandung kontradiksi yang melibatkan pertentangan kekuatan- kekuatan produktif dalam masyarakat––kelas tanpa modal versus kelas bermodal–maka hukum sejarah berlaku dialektik. Yakni perubahan yang sesuai dialektika hukum objektif, di mana masyarakat bawah yang terperas dan terhisap akan melakukan perombakan secara revolusioner sebagai anti-tesa sistem lama menuju sistesa dalam masyarakat baru yang diperjuangkan sendiri semua kaum tertindas (proletariat).
Lenin berpendapat, dengan ditemukannya konsepsi materialisme historis, ia telah mengatasi dua kelemahan pokok dari teori-teori sejarah terdahulu. Pertama, mereka paling hanya meneliti motif-motif ideologis dari aktivitas sejarah manusia, tanpa menyelidiki apa yang melahirkan motif-motif tersebut dan Vna berpegang pada hukum-hukum objektif yang menguasai perkembangan sistem hubungan sosial. Mereka juga tidak melihat akar-akar dari hubungan-hubungan pada tingkat perkembangan produksi materi. Kedua, teori-teori sejarah terdahulu tidak meliputi tinjauan aktivitas masyarakat dalam berbagai aspek corak-corak produksi dan perkembangannya. Sedang materialisme historis Marx meninjau keadaan objektif sosial dan perubahan dalam hukum dialektikanya dengan tingkat akurasi yang hampir menyamai ilmu-ilmu alam. Dalam materialisme historis, Marx menunjukkan hukum-hukum objektif perkembangan masyarakat, menjelaskan secara objektif kelahiran, perkembangan dan kehancuran suatu sistem masyarakat. Secara akurat la juga menyatakan bahwa pencipta sejarah sebenarnya adalah massa rakyat kelas pekerja, bukan individu istimewa macam raja, bangsawan atau pahlawan.