Saturday, December 8, 2012

Macam Metode Penelitian Sosial



JENIS-JENIS PENELITIAN
JENIS-JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian dapat dikelompokkan menurut: Tujuan, pendekatan, tingkat eksplanasi, dan analisis & jenis data. 
1. Penelitian Menurut Tujuan 
a. Penelitian Terapan adalah penelitian yang diarahkan untuk mendapatkan informasi yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah. 
b. Penelitian Murni/Dasar adalah penelitian yang dilakukan diarahkan sekedar untuk memahami masalah dalam organisasi secara mendalam (tanpa ingin menerapkan hasilnya). Penelitian dasar bertujuan untuk mengembangkan teori dan tidak memperhatikan kegunaan yang langsung bersifat praktis. Jadi penelitian murni/dasar berkenaan dengan penemuan dan pengembangan ilmu. 
2. Penelitian Menurut Metode. 
a. Penelitian Survey 
Penelitian yang dilakukan pada popolasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosilogis maupun psikologis. 
b. Penelitian Ex Post Facto 
Yaitu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi yang kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut. 
c. Penelitian Eksperimen 
Yaitu suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. Variabel independennya dimanipulasi oleh peneliti. 
d. Penelitian Naturalistic 
Metode penelitian ini sering disebut dengan metode kualitatif, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alami (sebagai lawannya) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Contoh : Sesaji terhadap keberhasilan bisnis. 
e. Policy Research 
Yaitu suatu proses penelitian yang dilakukan pada, atau analisis terhadap masalah-masalah sosial yang mendasar, sehingga temuannya dapat direkomendasikan kepada pembuat keputusan untuk bertindak secara praktis dalam menyelesaikan masalah. 
f. Action Research 
Merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan metode kerja yang paling efisien, sehingga biaya produksi dapat ditekan dan produktifitas lembaga dapat meningkat. Tujuan utama penelitian ini adalah mengubah: 1) situasi, 2) perilaku, 3) organisasi termasuk struktur mekanisme kerja, iklim kerja, dan pranata. 
g. Penelitian Evaluasi 
Merupakan bagian dari proses pembuatan keputusan, yaitu untuk membandingkan suatu kejadian, kegiatan dan produk dengan standar dan program yang telah ditetapkan. 

h. Penelitian Sejarah 
Berkenaan dengan analisis yang logis terhadap kejadian-kejadian yang berlangsung di masa lalu. Sumber datanya bisa primer, yaitu orang yang terlibat langsung dalam kejadian itu, atau sumber-sumber dokumentasi yang berkenaan dengan kejadian itu. Tujuan penelitian sejarah adalah untuk merekonstruksi kejadian-kejadian masa lampau secara sistematis dan obyektif, melalui pengumpulan, evaluasi, verifikasi, dan sintesa data diperoleh, sehingga ditetapkan fakta-fakta untuk membuat suatu kesimpulan. 
3. Penelitian Menurut Tingkat Eksplanasi 
Tingkat eksplanasi adalah tingkat penjelasan. Jadi penelitian menurut tingkat eksplanasi adalah penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain. 
a. Penelitian Deskriptif 
Adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau penghubungan dengan variabel yang lain. 
b. Penelitian Komparatif 
Adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan. VariabelPenelitian expost Facto, Deskriptif, Komperatif, Penelitian Asosiatifnya masih sama dengan penelitian varabel mandiri tetapi untuk sample yang lebih dari satu, atau dalam waktu yang berbeda. 
c. Penelitian Asosiatif/Hubungan 
Merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variable atau lebih. Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala. 
4. Penelitian Menurut Jenis Data dan Analisis 
Jenis data dan analisisnya dalam penelitian dapat dikelompokkan menjadi dua hal utama yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat, skema dan gambar. Data kuantitatif adalah data berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (scoring). Untuk penelitian kualitatif dan kuantitatif ini akan di bahas lebih depai pada bab tersendiri.

Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Pembangunan Kesehatan Lingkungan

Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Pembangunan Kesehatan Lingkungan
Berkaitan dengan pembangunan kesehatan lingkungan, perlu disadari bahwa keberhasilan pencapaian tujuan-tujuan pembangunan tidak hanya ditentukan oleh pemerintah selaku penanggung jawab dalam pembangunan, namundemikian hasil dari pelaksanaan pembangunan kesehatan lingkungan juga dipengaruhi oleh keterlibatan masyarakat seperti yang disampaikan oleh Bintoro Tjokroamidjojo, menyatakan sebagai berikut tentang partisipasi :
Keberhasilan pencapaian tujuan-tujuan pembangunan memerlukan keterlibatan aktif dari masyarakat pada umumnya tidak saja dari pengambil kebijaksanaan tertinggi, para perencana, aparatur pelaksana operasional, tapi juga dari petani-petani, nelayan, buruh, pedagang kecil, para pengusaha, dan lain-lain, keterlibatan ini disebut juga partisipasi (Bintoro Tjokroamidjojo, 1995 : 20).

Kesediaan untuk mendukung pelaksanaan pembangunan kesehatan ternyata membutuhkan pengertian masyarakat. Mubyarto menyatakan partisipasi sebagai kesediaan untuk membantu berhasilnya setiap program sesuai kemampuan setiap orang tanpa berarti mengorbankan diri sendiri. (Mubyarto 1985 :102)

Bentuk keterlibatan atau partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan lingkungan antara lain :
1. Partisipasi perorangan dan keluarga
Partisipasi ini dilaksanakan oleh setiap anggota keluarga dan anggota masyarakat dalam menolong dirinya sendiri dan keluarga untuk dapat hidup sehat. Hal ini dicerminkan dengan kemampuan untuk mengatasi masalah kesehatan. Masalah lingkungan dan masalah perilaku sesuai dengan kemampuan perorangan dan keluarga.

2. Partisipasi masyarakat umum
Ini meliputi kegiatan untuk menjalinhubungan yang erat dan dinamis antara pemerintah dan masyarakat dengan cara memnembangkan dan membina komunikasi timbal balik terutama dalam hal memberikan masukan, memberikan umpan balik dan menyebarluaskan informasi tentang kesehatan. Disamping itu, masyarakat diminta agar turut secara aktif dalam mengenal dan merumuskan masalah, menentukan prioritas, merencanakan kegiatan-kegiatan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, menggerakkan pelaksanaan dan menyediakan sumberdaya.

3. Partisipasi masyarakat kelompok penyelenggara upaya kesehatan
Maksudnya dengan kelompok penyelenggara upaya kesehatan di sini ialah yayasan-yayasan yang memberikan pelayanan kesehatan, praktek profesi, dan semacamnya. Kegiatannya meliputi kegiatan yang dilaksanakan baik secara perorangan maupun secara kelompok antara lain berupa :
a. Penyelenggara pelayanan kesehatan seperti balai pengobatan swasta, rumah bersalin swasta, dokter praktek swasta dan semacamnya.
b. Penyelenggara pendidikan dan latihan tenaga kesehatan baik tenaga kesehatan formal, maupun tenaga kesehatan yang berasal dari masyarakat (kader).
c. Usaha menghimpun dana secara gotong royong



Partisipasi masyarakat profesi kesehatan
Kelompok profesi kesehatan meliputi kelompok dokter, dokter gigi, apoteker, perawat, bidan dan sejenisnya. Kegiatannya meliputi :
a. Pelayanan kesehatan
b. Pelayanan peningkatan sikap positif dan perilaku yang mendukung upaya pemerintah dalam penyelenggaraan upaya kesehatan
c. Membantu pemerintah dalam hal pengaturan profesi kesehatan tanpa mengurangi kewenangan pemerintah dalam fungsi pengaturan profesi dan lain-lainnya.
Dalam penelitian ini kaitan masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan sangat erat. Karena dengan adanya masyarakat yang secara sadar menolong diri sendiri dan keluarganya untuk hidup sehat serta memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah kesehatan lingkungan, hal ini berarti merupakan suatu cerminan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan lingkungan, karena mau tidak mau lingkungan terletak di sekitar masyarakat.


Faktor status social ekonomi merupakan faktor yang sangat dominan dalam menentukan dinamika kehidupan seseorang, sehingga tidaklah mengherankan bila pada akhirnya berbagai tingkatan kehidupan masyarakat dan pekerjaannya telah menimbulkan pelapisan social dan pembedaan social. Hal inilah yang akan menimbulkan berbagai macam partisipasi dari masyarakat dalam pembangunan kesehatan lingkungan berbeda-beda. Sehubungan dengan hal ini Suparlan mengatakan bahwa :
“Kondisi seseorang yang berstatus social ekonomi tinggi tersebut berbeda dengan yang berstatus social rendah. Orang yang berstatus social ekonomi tinggi mudah untuk memenuhi kebutuhannya. Orang yang berstatus social ekonominya rendah hanya ada waktu untuk makan, bekerja dan tidur, orang seperti ini terus-menerus bekerja hanya sekedar untuk menyambung hidupnya”. (Parsudi Suparlan, 1984 : 14)
Dari pernyataan di atas jelas bahwa seseorang yang memiliki status social ekonomi tinggi, maka ia akan mudah memenuhi kebutuhan-kebutuhannya baik bersifat primer (sandang, pangan, papan dan kesehatan) maupun bersifat sekunder (radio, televisi, kendaraan bermotor dll).
Jadi sangat jelas sekali bahwa masyarakat yang berstatus social ekonomi tinggi akan dapat dijadikan dorongan bagi timbulnya kesadaran untuk memelihara kesehatan lingkungannya dari pada masyarakat kalangan ekonomi rendah yang hanya memikirkan bagaimana cara memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.


DAFTAR PUSTAKA :
Mubyarto, 1985, Peluang dan berusaha di Pedesaan, BPFE, Yogyakarta
Purbakawatja, Soegarda, 1970, Pendidikan dalam Alam Indonesia Merdeka, Gunung Agung, Jakarta
Soekanto, Soerjono, 1990, Sosiologi Suatu Pengantar, Raja Grafindo Persada, Jakarta
Sukarni, Mariyat, 1994, Kesehatan Keluarga dan Lingkungan, Kanisius, Yogyakarta
Tjokroamidjojo, Bintoro, 1976, Pengantar Administrasi Pembangunan, LP3ES Jakarta

Contoh usulan Penelitian



BAB I PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah
Pelaksanaan tugas dan pekerjaan merupakan suatu kewajiban bagi para pegawai di dalam suatu organisasi, baik dalam organisasi pemerintahan maupun organisasi non pemerintahan. Kemudian di dalam pelaksanaan tugas dan pekerjaan tersebut tentunya pasti mempunyai suatu tujuan yang sama yakni mengharapkan suatu hasil pekerjaan dan tugas yang baik serta memuaskan sesuai dengan apa yang ditentukan sebelumnya. Untuk mendapatkan suatu hasil kerja yang baik dan sesuai dengan tujuan organisasi maka setiap pimpinan suatu organisasi dapat dipastikan mempunyai suatu aturan dan ketentuan yang dituangkan dalam bentuk kebijakan. Kebijakan ini di buat dengan maksud agar setiap komponen organisasi melaksanakan tugas sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Di dalam upaya mencapai tujuan tersebut, perlu adanya suatu faktor yang harus dimiliki oleh para pegawai, yakni semangat kerja. Semangat kerja itu sendiri timbul dan tumbuh dalam diri pegawai yang disebabkan adanya motivasi dari pimpinan dalam arti pimpinan memberi motif atau dorongan kepada pegawai, di mana motif itu sendiri menyangkut pada kebutuhan pegawai, baik kebutuhan batiniah maupun kebutuhan lahiriah.
Sadar akan betapa pentingnya pegawai dalam pembangunan sesuai dengan Hakekat Pembangunan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 sebagaimana termaksud dalam Garis-garis Besar Haluan Negara atau GBHN adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, pemberian motif oleh pimpinan merupakan suatu kewajiban yang harus dijalankan agar tumbuh dan timbul semangat kerja dalam diri pegawai, sebab keberhasilan pegawai sangat tergantung dari motivasi dan kebijakan yang diberikan oleh pimpinan.
Pemberian motifasi merupakan proses dari motivasi, motivasi itu sendiri merupakan proses pemberian motif (penggerak) kepada para bawahannya sedemikian rupa, sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas.
Sadar akan betapa pentingnya Pegawai Negara, dalam hal ini adalah Pegawai Kantor Kelurahan Kudaile dalam pembangunan, maka sangat disayangkan karena pada kenyataannya pemanfaatan tenaga kerja para pegawai selaku sumber daya manusia belum optimal, buktinya banyak terlihat gejala-gejala masalah yang terjadi yang berhubungan dengan semangat kerja pegawai, antara lain :
1.      Banyak terlihat beberapa pegawai justru banyak menganggur daripada menyelesaikan pekerjaannya.
2.      Pada saat jam kerja berlangsung, masih terdapat beberapa orang pegawai yang tidak bekerja sama yaitu melakukan kegiatan yang tidak ada kaitannya dengan pekerjaan pokok.
3.      Masih adanya beberapa orang pegawai yang terlambat datang ke tempat kerja atau meninggalkan kantor sebelum waktunya.
Penyelenggaraan motivasi oleh Kepala Kantor sangat penting dikaitkan dengan upaya peningkatan semangat kerja pegawai di lingkungan Kantor Kelurahan Kudaile. Rendahnya motivasi kerja sangat dipengaruhi oleh perhatian pemimpin atau Kepala Kantor terhadap Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM), dalam meningkatkan profesionalisme dan pelayanan kepada masyarakat dan juga untuk meningkatkan etos kerja pegawai. Sebagaimana diketahui, manfaat terhadap Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM) sangat besar bagi upaya menciptakan tujuan organisasi dalam mencapai kesuksesan, yaitu :
1.      Menambah wawasan agar mencapai visi.
2.      Mengembangkan kemampuan agar lebih profesional.
3.      Menanamkan sense of belonging, agar loyal dan punya dedikasi.
4.      Menumbuhkan semangat agar memiliki motivasi.
5.      Meningkatkan etos kerja agar mempunyai komitmen yang tinggi.

Semangat kerja sedikit banyaknya dipengaruhi oleh perilaku pimpinannya.Perilaku pimpinan yang baik, yaitu :
1.      Seorang pimpinan harus selalu berpikir positif, selalu antusias, mampu memahami dan menghargai pihak lain (bawahan), tetap tenang saat dalam situasi sulit atau menegangkan, tetap optimis, tidak mengumpat terhadap bawahan, menjelaskan kesalahannya pada waktu dan tempat yang tepat.
2.      Tidak menunda jawaban atau memberi jawaban yang mengambang.
3.       Memberi perintah dengan gaya minta tolong.
4.       Tidak lupa memberi hadiah atau penghargaan.
Hal tersebut sangat mempengaruhi semangat kerja pegawai dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya.
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka penulis mencoba menyusun skripsi dengan judul : “Kedisiplinan Kerja Pegawai Kantor Kelurahan Kudaile.”





B.  Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.   Tujuan Penelitian
          Secara umum tujuan penelitian ini temasuk :
a.  Untuk mengetahui bagaimana tingkat kedisiplinan terhadap kinerja dari pegawai kantor kelurahan Kudaile.
b.  Untuk mengetahui besar pengaruh motivasi lurah tanjungpinang barat terhadap tingkat kedisiplinan pegawai di kantor kelurahan Kudaile.

2.   Manfaat Penelitian
       Adapun manfaat penelitian ini adalah :
a.  Dapat digunakan sebagai bahan masukan atau pertimbangan bagi pegawai Kelurahan Kudaile.
b.  Dapat berguna bagi semua orang yang berkompeten yang ada kaitannya dengan motivasi semangat kerja.
.
C.   Rumusan Masalah
Atas dasar latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis dapat mengambil merumuskan masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimanakah sikap yang baik dari kepala lurah demi meningkatkan kedisiplinan pegawai kantor kelurahan Kudaile?
2.      Seberapa besar pengaruh motivasi lurah Tanjungpinang Barat terhadap kedisiplian pegawai di Kantor Kelurahan Kudaile?











BAB II KAJIAN TEORI


 Kerangka Teoritis
                  Dalam rangka menjelaskan uraian penulisan ini maka dapat ditarik kesimpulan dari pengertian-pengertian yang lebih mendasar sesuai dengan judul yang akan di teliti, maka di bawah ini akan di uraikan beberapa konsep yang berkaitan dengan permasalahan di atas.



1.Kedisiplinan
Kedisiplinan berasal dari kata disiplin. Istilah disiplin berasal daribahasa latin“Disciplina” yang menunjuk pada kegiatan belajar dan mengajar. Sedangkan istilah bahasa inggrisnya yaitu“Discipline” yangberarti:
1.      Tertib, taat atau mengendalikan tingkah laku, penguasaan diri;
2.      Latihan membentuk, meluruskan atau menyempurnakan sesuatu, sebagai kemampuan mental atau karakter moral;
3.      Hukuman yang diberikan untuk melatih atau memperbaiki;
4.      Kumpulan atau sistem-sistem peraturan-peraturan bagi tingkah laku (MacMillan dalam Tu’u,2004:20).
Menurut (Depdikbud 1988:208)
Disiplin juga dapat berarti tata tertib, ketaatan, atau kepatuhan kepada peraturan tata tertib.Dalam bahasa Indonesia istilah disiplin kerap kali terkait dan menyatu dengan istilah tatatertib dan ketertiban. Dengan demikian, kedisiplinan hal-hal yang berkaitan dengan ketaatan atau kepatuhan seseorang terhadap peraturan atau tata tertib yang berlaku.
Menurut (Prijodarminto 1994:23)
Kedisiplinan adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentukmelalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilaiketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban.


Menurut Amatembun (1974:6)
kedisiplinan adalah keadaan tertib dimana orang yang tergabung dalamorganisasi tunduk pada peraturan yang telah ada dengan senang hati.Berdasarkan pengertian tersebut, yang dimaksud kedisiplinan dalampenelitian ini adalah keadaan tertib dimana siswa yang tergabung dalamwarga sekolah harus tunduk pada peraturan atau tata tertib sekolah yangtelah ada dengan senang hati.

Menurut Johar Permana, Nursisto (1986:14),
Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dan serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban.
Menurut Johar Permana, Nursisto ( 1986:14),
disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dan serangkaian prilaku yang menunjukkan niai-niai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan, dan ketertiban

Sedangkan sebagaimana diungkapkan oleh Irwin A. Hyman dan Pamela A. Snock dalam bukunya “Dangerous School” (1999).Berkenaan dengan tujuan disiplin sekolah, Maman Rachman (1999:83) mengemukakan bahwa tujuan disiplin sekolah adalah :
1. Memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang,
2. mendorong pegawai melakukan yang baik dan benar,
Berdasarkan uraian di atas dapatlah disimpulkan bahwa kedisiplinan adalah sikap seseorang yang menunjukkan ketaatan ataukepatuhan terhadap peraturanatau tata tertib yang telah ada dan dilakukandengan senang hati dan kesadaran diri.

2.Kerja
Kerja merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia. Kebutuhan itu bisa bermacam-macam, berkembang dan berubah, bahkan seringkali tidak disadari oleh pelakunya. Seseorang bekerja karena ada sesuatu yang hendak dicapainya, dan orang berharap bahwa aktivitas kerja yang dilakukannya akan membawanya kepada suatu keadaan yang lebih memuaskan daripada keadaan sebelumnya.
Pekerjaan ialah kegiatan fisik dan mental manusia untuk menghasilkan barang atau jasa bagi orang lain maupun dirinya yang dilakukan atas kemauan sendiri dan atau dibawah perintah orang lain dengan menerima upah atau tidak. Dalam pengertian ini tercakup setiap pekerjaan yang dijalankan atas dasar borongan dalam suatu perusahaan, baik oleh orang yang menjalankan sendiri maupun orang yang membantunya.
Pengertian Pekerjaan berdasarkan Klasifikasi Jabatan Nasional adalah sekumpulan kedudukan yang memiliki persamaan kewajiban atau tugas-tugas pokoknya. Satu pekerjaan dapat diduduki oleh satu orang atau beberapa orang yang tersebar di berbagai tempat.
Setidaknya terdapat beberapa pengertian bekerja yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
·         Bekerja adalah aktifitas dasar yang menyangkut kebutuhan dasar manusia untuk mendapatkan nafkah kebutuhan diri sendiri dan keluarganya
·         Bekerja adalah tanggung jawab sosial yaitu kesanggupan memenuhi kebutuhan dasarnya tanpa menggantungkan atau mengganggu orang lain
·         Bekerja adalah aktivitas perwujudan diri akan kemampuan seseorang, kreativitas dan percaya diri, sehingga timbul rasa puas karena adanya perasaan diperlukan oleh orang lain
·         Bekerja adalah cara mendapatkan penghasilan secara aman untuk memenuhi kebutuhan hidup secara finansial
Jadi nyatalah bahwa keinginan untuk mempertahankan hidup merupakan salah satu sebab yang terkuat yang dapat menjelaskan mengapa seseorang bekerja. Melalui kerja kita memperoleh uang dan uang tersebut dapat dipakai untuk memuaskan semua tipe kebutuhan. Kebutuhan itu baik kebutuhan fisiologis dasar, seperi makan, minum, tempat tinggal, pakaian dan sejenisnya. Maupun kebutuhan-kebutuhan sosial, kebutuhan yang timbul dalam hubungan atau interaksi seseorang dengan lingkungan.
Sementara yang dimaksud dengan tenaga kerja / pekerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan atau kegiatan baik fisik maupun non fisik didalam hubungan kerja maupun diluar hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atau kebutuhannya sendiri.

3.      Pegawai Negeri
Pegawai negeri adalah pegawai yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Menurut UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN Pegawai Negeri adalah setiap warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB III METODE PENELITIAN


A.Variabel Dan Hipotesis

    1.Variabel
       Kedisiplinan Kerja Pegawai Kantor

    2.Hipotesis
Berdasarkan Pengamatan Cenderung Pengawasan Dari Pusat mau pun Pemimpin      Yang harus lebih memantau serta tugas pegawai harus di rancang dengan baik sehingga akan menciptakan kedisplinan yang tinggi dari pegawai.


B.Indikator Penelitian
     Frekuensi : Mengumpulkan data jam kerja pegawai
     Keaktifan : Mengumpulkan data kehadiran pegawai dalam jam kerja
     Sumber Dana : anggaran Kelurahan untuk kepentingan pekerjaan
     Penyediaan Tempat : Terpenuhinya Alat Kantor

C.Metode Penelitian
       Secara umum metode dan teknik yang digunakan dalam usulan penelitian adalah sebagai berikut:
  §  Tipe Penelitian
        §  Macam Dan jenis Data
        §  Populasi Dan Teknik Sampling
  §  Teknik analisis data
  §  Teknik Pengumpulan data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode dan teknik analisis data. Metode dan teknik analisis data yang digunakan adalah metode dan teknik kuantitatif serta kualitatif. Data dan informasi yang dikumpulkan lebih bersifat angka dan grafik kemudian disajikan dalam bentuk narasi.

D.Jadwal Pelaksaan Penelitian

   Disusun berdasarkan data yang di kumpulkan dalam bentuk angka dan grafik urutan kegiatan dari awal sampai akhir dan di buat tabel.
  
   


























   
DAFTAR PUSTAKA

            Wikipedia.com
            ml.scribd.com/doc/54689505/Pengertian-Kedisiplinan
http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2025013-pengertian-pegawai-negeri- sipil-pns/